Selasa, 30 Oktober 2012

setiap anak itu unik

Allah menciptakan manusia ini bermacam-macam, walaupun seorang itu memiliki kembar identik tetap memiliki perbedaan dan keunikan tersendiri. sebagaimana pula anak didik kita tidak memiliki karakteristik yang sama antara satu anak dengan anak lainnya. ada yang pemberani, ada yang percaya diri, ada yang telaten, ada yang aktif ada yang pendiam. semua itu adalah keunikan anak kita masing-masing.
Dengan demikian guru merupakan sosok yang memberikan pengaruh besar terhadap pendidikan seorang anak, harus mampu  bersikap bijak dalam menghadapi anak-anak yang unik tersebut. guru mempunyai pandangan bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, guru tidak berhak menghakimi bahwa anak ini pinter, bodoh, nakal, pendiam dan sebagainya. karena kecerdasan seseorang itu komplek tidak hanya diukur dari kecerdasan intelegensi saja. sebagai contoh jika anak itu dikatan pintar dan selalu mendapatkan rangking satu di kelasnya. namun ternyata dia kurang suka untuk bersosialisasi dan susah diajak kerja sama, jika kerja kelompok siswa yang pandai ini selalu mengerjakannya sendiri. befgitupun anak yang kelihatannya pendiam dan bodoh namun di sisi lain dia punya kelebihan ternyata dia unggul dibidang seni rupa. dia pandai sekali melukis dan membuat sya'ir.
nah kita sebagai guru harus mampu memaklumi hal tersebut dan mampu mencari kelebihan dari anak didik yang kita hadapi.

Jumat, 19 Oktober 2012

Metode Pendekatan Terhadap Siswa Bermasalah


Dalam kegiatan pembelajaran di kelas tidak jarang kita menemukan siswa-siswi bermasalah, mislnya: suka gaduh/ribut, tidak memperhatikan pelajaran, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, bercanda sendiri, atau suka ‘nylemong’ (berkata tidak sesuai pembahasan) ketika diterangkan. Hal ini menjadi penyebab kita, para guru menjadi malas ketika mengajar di kelas tersebut. Pakar manajemen kelas Carolyn Evertson dan rekannya memberikan solusi berupaa strategi yang efektif mengatasi siswa bermasalah tersebut, antara lain:

  1. Gunakan isyarat non verbal. Jalin kontak mata dengan siswa. Kemudian beri isyarat dengan meletakkan telunjuk jari di bibir anda, menggeleng kepala, atau menggunakan isyarat tangan untuk menghentikan perilaku tersebut.
  2. Terus lanjutkan aktifitas belajar. Biasanya terjadi suatu jeda dalam transisi aktifitas dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pada jeda tersebut siswa tidak melakukan apa-apa. Pada situasi ini, siswa mungkin akan meninggalkan tempat duduknya, mengobrol, bercanda dan mulai ribut. Strategi yang baik adalah bukan mengkoreksi tindakan mereka tetapi segera melangsungkan aktifitas baru berikutnya.
  3. Mendekati siswa. Saat siswa mulai bertindak menyimpang. Anda cukup mendekatinya, maka biasanya dia akan diam.
  4. Arahkan perilaku siswa. Jika siswa mengabaikan tugas yang kita perintahkan, ingatkan mereka tentang kewajiban itu. Anda bisa berkata, “Baiklah, ingat, semua anak harus menyelesaikan soal matematika ini.”
  5. Beri instruksi yang dibutuhkan. Terkadang siswa melakukan kesalahan kecil saat tidak memahami cara mengerjakan tugas. Untuk mengatasinya anda harus memantau siswa dan memberi petunjuk jika dibutuhkan.
  6. Suruh siswa berhenti dengan nada tegas dan langsung. Jalin kotak mata dengan siswa, bersikap asertif, dan suruh siswa menghentikan tindakannya. Buat pernyataan, singkat dan pantau situasi sampai siswa patuh. Strategi ini bisa dilakukan dengan mengkombinasikan strategi mengarahkan perilaku siswa.
  7. Beri siswa pilihan. Berilah siswa tanggung jawab dengan memilih dua pilihan, bertindak benar atau menerima konsekuensi negatif. Beri tahu siswa apa tindakan benar itu dan apa konsekuensi bila melanggar.